oleh; April Purwanto
Kata filantropi bagi sebagian orang mungkin masih asing ditelinganya. Namun bagi sebagian yang pernah mendengar kata ini mungkin juga akan bertanya," Apa itu Filantropi?" Filantropi bukanlah bahasa Indonesia asli. Kata ini adalah kata serapan dari bahasa Yunani. Kata ini berasal dari kata philein yang artinya cinta dan anthropos artinya manusia. Jadi filantropi dalam bahasa Indonesia secara bahasa artinya saling mencintai antar sesama manusia. Dalam kamus besar bahasa Indonesia filantropi artinya kedermawanan. Diartikan kedermawanan, karena seseorang yang dermawan adalah orang yang senantiasa terbuka dan senang memberikan sesuatu kepada orang lain yang dicintainya. seseorang tidak akan memberikan sesuatu dengan terpaksa kepada orang kecuali terhadap orang yang dicintainya. Walaupun ada juga orang yang memberikan hartanya bukan karena mencitntai orang yang diberi. Ini artinya memberikan sesuatu dengan terpaksa. Misalnya ketika terjadi penodongan, tentu kita lebih mencintai nyawa kita, kalau kita tidak mampu mempertahankan kita akan memberikan sesuatu kepada penodong apa yang dimintanya. Yang demikian ini menurut saya tidak termasuk filantropi karena ada rasa keterpaksaan. Yang saya maksudkan dengan filantropi disini adalah memberikan sesuatu dengan tidak ada rasa keterpaksaan.
Saya pernah mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan seminar filantropi di hotel Radison (sekarang Yogya Plasa), jalan moses Gatotkaca Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia pada awal tahun 2000an. Saya agak canggung untuk mengikuti seminar itu, hampir-hampir saya tidak percaya. Karena saya terus terang tidak mengetahui sama sekali tentang apa itu filantropi. Sempat saya bertanya-tanya dalam hati, “apa itu filantropi?” Satu sisi saya sendiri belum memahami tentnag filantropi apalagi dikaitkan dengan agama (Islam) karena waktu itu penyelenggaranya adalah UII. Bagi saya ini adalah hal baru, karena mendengar Istilah itu ya baru saat itu. Sebelumnya, jujur, saya belum pernah mendengar sama sekali istilah filantropi.
Justru ketidaktahuan ini menjadikan saya penasaran, untuk mengetahui lebih lanjut tentang filantropi. Saat itu saya juga mencoba untuk melakukan brosing internet. Ternyata hasilnya tidak saya dapatkan satupun artikel dalam bahasa indonesia. Saya hanya mendapatkan beberapa artikel dalam bahasa Inggris. Saya jadi tambah penasaran lagi. Baru setelah penasaran begitu lama medapatkan kata itu dalam kamus Besar Bahasa Indonesia. Saya mendapatkan arti filantropi sebagai salah satu bentuk kedermawanan. setelah memahami apa itu fiantropi ternyata gerakan atau praktek filantropi sudah sering kita lakukan, hanya saja kita tidak menyadari kalau apa yang pernah kita lakukan adalah salah satu aktifitas ataupun dari gerakan filantropi.
Saya juga baru menyadari bahwa yang dibicarakan dalam seminar tersebut adalah bagaimana menangani anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Semua itu bagian dari bentuk kedermawanan. Selama ini banyak orang memberikan bantuan kepada para anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Yang menjadi pertanyaan adalah sampai kapan kita memberikan uang recehan kita kepada orang-orang itu. Apakah mereka akan selamanya berada di jalanan. Ini yang menjadi pokok pembicaraan dalam seminar itu.
Motif Gerakan Filantropi
Orang memberikan sesuatu, kepada orang lain tentu ada motif yang mendorong untuk melakukannya. Beberapa motif orang memberikan bantuan antara lain;
1. Perintah agama. Setiap Agama cenderung kepada kebaikan, termasuk memberikan bantuan kepada saudaranya. Orang yang taat kepada perintah agama senantiasa berusaha menjaga kebaikan agamanya. Karena baik dan buruk agama yang dianut itu tergantung pada baik buruk umatnya. Ketika umat beragama berperilaku baik sesuai dengan tuntunan agamanya maka orang akan memberikan penilaian baik terhadap agamanya, demikian juga sebaliknya apabila umat beragama berperilaku menyimpang dari aturan dan tata nilai yang ada di masyarakat, tentu orang akan cenderung memberikan penilaian agama tersebut tidak baik. Oleh karena itulah agama memberikan ajaran-ajaran kebaikan bagi setiap pemeluknya. Jadi apabila ada orang yang melakukan tindakan buruk dalam perilaku kehidupan beragamanya maka bukan berarti agamanya buruk, tetapi orang tersebut yang buruk. Karena setiap agama mengajarkan kebaikan yang kadang ukuran kebaikannya berbeda. Kebaikan yang diajarkan agama bermacam-macam temasuk anjuran memberikan sesuatu kepada orang lain.
2. Merasa kasihan. Apabila kita menyaksikan penderitaan, tentu ada perasaan tidak nyaman dalam diri kita. Perasaan tidak nyaman itu adalah suatu dorongan yang mengajak untuk membebaskan orang lain dari penderitaan. Ini merupakan fitrah manusia, karena hal ini akan terjadi pada setiap orang yang memiliki hati nurani. Penderitaan itu tentu disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal boleh jadi penderitaan itu terjadi karena perilaku sendiri. Disisi lain boleh jadi pula penderitaan itu terjadi atas tekanan atau perilaku orang lain. seseorang pada dasarnya memiliki sifat kebaikan, ia melakukan keburukan itu kemungkinan karena rasa ketidak adilan yang tidakdidapatkan dalamkehidupan. orang merasa tertekan, merasa tersakiti dan merasa terdholimi boleh jadi akan menjadi orang jahat apabila tidakada benteng moral dasar yang dimiliki leh seseorang. dasar moral tersebut adalah dasar moral agama.
Justru ketidaktahuan ini menjadikan saya penasaran, untuk mengetahui lebih lanjut tentang filantropi. Saat itu saya juga mencoba untuk melakukan brosing internet. Ternyata hasilnya tidak saya dapatkan satupun artikel dalam bahasa indonesia. Saya hanya mendapatkan beberapa artikel dalam bahasa Inggris. Saya jadi tambah penasaran lagi. Baru setelah penasaran begitu lama medapatkan kata itu dalam kamus Besar Bahasa Indonesia. Saya mendapatkan arti filantropi sebagai salah satu bentuk kedermawanan. setelah memahami apa itu fiantropi ternyata gerakan atau praktek filantropi sudah sering kita lakukan, hanya saja kita tidak menyadari kalau apa yang pernah kita lakukan adalah salah satu aktifitas ataupun dari gerakan filantropi.
Saya juga baru menyadari bahwa yang dibicarakan dalam seminar tersebut adalah bagaimana menangani anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Semua itu bagian dari bentuk kedermawanan. Selama ini banyak orang memberikan bantuan kepada para anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Yang menjadi pertanyaan adalah sampai kapan kita memberikan uang recehan kita kepada orang-orang itu. Apakah mereka akan selamanya berada di jalanan. Ini yang menjadi pokok pembicaraan dalam seminar itu.
Motif Gerakan Filantropi
Orang memberikan sesuatu, kepada orang lain tentu ada motif yang mendorong untuk melakukannya. Beberapa motif orang memberikan bantuan antara lain;
1. Perintah agama. Setiap Agama cenderung kepada kebaikan, termasuk memberikan bantuan kepada saudaranya. Orang yang taat kepada perintah agama senantiasa berusaha menjaga kebaikan agamanya. Karena baik dan buruk agama yang dianut itu tergantung pada baik buruk umatnya. Ketika umat beragama berperilaku baik sesuai dengan tuntunan agamanya maka orang akan memberikan penilaian baik terhadap agamanya, demikian juga sebaliknya apabila umat beragama berperilaku menyimpang dari aturan dan tata nilai yang ada di masyarakat, tentu orang akan cenderung memberikan penilaian agama tersebut tidak baik. Oleh karena itulah agama memberikan ajaran-ajaran kebaikan bagi setiap pemeluknya. Jadi apabila ada orang yang melakukan tindakan buruk dalam perilaku kehidupan beragamanya maka bukan berarti agamanya buruk, tetapi orang tersebut yang buruk. Karena setiap agama mengajarkan kebaikan yang kadang ukuran kebaikannya berbeda. Kebaikan yang diajarkan agama bermacam-macam temasuk anjuran memberikan sesuatu kepada orang lain.
2. Merasa kasihan. Apabila kita menyaksikan penderitaan, tentu ada perasaan tidak nyaman dalam diri kita. Perasaan tidak nyaman itu adalah suatu dorongan yang mengajak untuk membebaskan orang lain dari penderitaan. Ini merupakan fitrah manusia, karena hal ini akan terjadi pada setiap orang yang memiliki hati nurani. Penderitaan itu tentu disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal boleh jadi penderitaan itu terjadi karena perilaku sendiri. Disisi lain boleh jadi pula penderitaan itu terjadi atas tekanan atau perilaku orang lain. seseorang pada dasarnya memiliki sifat kebaikan, ia melakukan keburukan itu kemungkinan karena rasa ketidak adilan yang tidakdidapatkan dalamkehidupan. orang merasa tertekan, merasa tersakiti dan merasa terdholimi boleh jadi akan menjadi orang jahat apabila tidakada benteng moral dasar yang dimiliki leh seseorang. dasar moral tersebut adalah dasar moral agama.
3. Rasa Cinta. Seseorang memeberikan sesuatu bisa jadi karena rasa cinta terhadap orang lain yang tumbuh dari dalam hati. Seorang ibu yang mencintai anak-anak walaupun bukan darah daging nya karena anak-anak sudah besar. sehingga boleh jadi ibu sering membrikan hadiah karena rasa cintanya kepada anak-anak yang bermain di halaman rumahnya.
......bersambung.....